Siapa bilang kegiatan Doa Semalam Suntuk membosankan....
GKPI Jemaat Citeureup kembali mengadakan kegiatan Doa Semalam Suntuk yang berlangsung tgl. 15 - 16 Januari 2010 lalu. Kegiatan dimulai pada pk. 20.00 WIB s.d. pk. 05.00 WIB, bertempat di Gedung Serbaguna.
Kalau anda membayangkan bahwa kegiatan Doa Semalam Suntuk hanya diisi dengan doa-doa saja... hhmmmm.... anda keliru. Karena dalam acara yang dibagi dalam 3 sesi tersebut diselingi juga dengan beberapa permainan yang dapat menghilangkan kantuk. Selain itu iringan musik yang dimainkan oleh Sdr. Uken sambil kita belajar lagu-lagu baru menambah semangat untuk memuji Tuhan.
Hadir pada malam itu Bpk. Pdt. M. Asri, Bpk. Pdt. Yan Antoni, Ibu GI. Selvy M., Bpk. Evg. Syukur K. Lase.
24 Januari 2010
Doa Semalam Suntuk
07 Desember 2009
Jadwal Ibadah Natal 2009 & Tahun Baru 2010
- Natal Pemuda Remaja
Sabtu, 19 Desember 2009 pk. 17.30 WIB
Tema: "Natal Bersama Kristus (Christmas With Christ)"
Oleh: Pdt. Darius Maro - Natal Sekolah Minggu
Minggu, 20 Desember 2009 pk. 15.00 WIB
Tema: "Aku Bergembira Karena Allah Juru Selamatku"
Oleh: Pdt. Yan Antoni - Perayaan Malam Natal
Kamis, 24 Desember 2009 pk. 18.00 WIB
Tema: "Ketika Yang Tak Terbatas Menjadi Terbatas"
Oleh: Pdt. M. Asri - Kebaktian Natal
Jum'at, 25 Desember 2009 pk. 09.00 WIB
Tema: "Dimanakah Yesus di Hari Natal?"
Oleh: Pdt. Yan Antoni - Kebaktian Penutupan Tahun 2009
Kamis, 31 Desember 2009 pk. 19.00 WIB
Tema: "Dulu, Kini dan Nanti"
Oleh: Pdt. M. Asri - Kebaktian Awal Tahun 2010
Jum'at, 1 Januari 2010 pk. 09.00 WIB
Tema: "Awal yang Baru"
Oleh: Pdt. Yan Antoni - Tempat:
- Gedung Utama
- Gedung Serbaguna Lantai 1
- Gedung Serbaguna Lantai 2
Panitia Natal 2009- Ketua Panitia
Pnt. Peter Gunarso Oentoro- Wakil Ketua
Bpk. Ronny Dino- Sekretaris
Sdr. Ricky Setyajatmiko A.- Bendahara
Pnt. Suharis- Sie. Perlengakapan
Dkn. Titus Sujianto- Sie. Acara
- Bpk. Teguh Rasyono Putro
- Bpk. Yurry W. Bariki- Sie. Konsumsi
Ibu Chen Rosmawati Tandaputra- Sie. Dokumentasi
Sdr. Yulian Fajar Ariyadhi- Sie. Dekorasi
Bpk. Sefanus Ngadirin- Sie. Publikasi
Bpk. Ananias Sapta Eka- Sie. Doa
Bpk. Ridwan Samuel Pardede- Sie. Sound System/Genset
Bpk. Ritno Harianja- Sie. LCD
Sdr. Victor- Sie. Transportasi
Bpk. Purnadi Lanudjaja- Sie. Keamanan
Bpk. Yudhi Hernawan - Ketua Panitia



Baca_selengkapnya......
02 Desember 2009
Kisah - Push UP
Ada seorang profesor mata kuliah Religi yang bernama Dr. Christianson yang mengajar di sebuah perguruan tinggi kecil di bagian barat Amerika Serikat. Dr. Christianson mengajar kekristenan di perguruan tinggi ini dan setiap siswa semester pertama diwajibkan untuk mengikuti kelas ini. Sekalipun Dr. Christianson berusaha keras menyampaikan intisari Injil kepada kelasnya, ia menemukan bahwa kebanyakan siswanya memandang materi yang diajarnya sebagai suatu kegiatan yang membosankan. Meskipun ia sudah berusaha sebaik mungkin, kebanyakan siswa menolak untuk menanggapi kekristenan secara serius. Tahun ini, Dr. Christianson mempunyai seorang siswa yang spesial yang bernama, Steve. Steve belajar dengan tujuan untuk melanjutkan studinya ke seminari dan mau masuk ke dalam pelayanan. Steve seorang yang populer, ia disukai banyak orang, dan seorang atlet yang memiliki fisik yang prima dan ia merupakan siswa terbaik di kelas profesor itu.
Suatu hari, Dr Christianson meminta Steve untuk tidak langsung pulang setelah kuliah karena ia mau berbicara kepadanya. "Berapa push up yang bisa kamu lakukan?" Steve menjawab, "Saya melakukan sekitar 200 setiap malam." "200? Lumayan itu, Steve," Dr. Christianson melanjutkan. "Apakah kamu dapat melakukan 300?" Steve menjawab, "Saya tidak tahu. Saya tidak pernah melakukan 300 sekaligus." "Apakah kamu pikir kamu dapat melakukannya?" tanya Dr. Christianson. "Ok, saya bisa coba," jawab Steve.
"Saya mempunyai satu proyek di kelas dan saya memerlukan kamu untuk melakukan 10 push up setiap kali, tapi sebanyak 30 kali, jadi totalnya 300. Dapatkah kamu melakukannya?" tanya sang profesor. Steve menjawab, "Baiklah, saya pikir saya bisa. Ok, saya akan melakukannya." Dr. Christianson berkata, "Bagus sekali! Saya memerlukan Anda untuk melakukannya Jumat ini." Dr. Christianson menjelaskan kepada Steve apa yang ia rencanakan untuk kelas mereka pada Jumat itu.
Pada hari Jumat, Steve datang awal ke kelas dan duduk di bagian depan kelas. Saat kelas bermula, sang profesor mengeluarkan satu kotak besar donut. Bukan donut yang biasa tetapi yang besar dan yang punya krim di tengah-tengah. Setiap orang sangat bersemangat karena kelas itu merupakan kelas terakhir pada hari itu dan mereka bisa menikmati akhir pekan mereka setelah pesta di kelas Dr. Christianson.
Dr. Christianson pergi ke baris pertama dan bertanya, "Cynthia, apakah kamu mau salah satu dari donut ini?" Cynthia menjawab, "Ya". Dr. Christianson lalu berpaling kepada Steve, "Steve, apakah kamu mau melakukan 10 push up agar Cynthia bisa mendapatkan donut ini?" "Tentu saja!" Steve lalu melompat ke lantai dan dengan cepat melakukan 10 push up. Lalu Steve kembali ke tempat duduknya. Dr. Christianson meletakkan satu donut di meja Cynthia.
Dr. Christianson lalu pergi ke siswa berikutnya, dan bertanya, "Joe, apakah kamu mau satu donut?" Joe berkata, "Ya." Dr. Christianson bertanya, "Steve, maukah kamu melakukan 10 push up supaya Joe bisa mendapatkan donutnya?"
Steve melakukan 10 push up, dan Joe mendapatkan donutnya. Begitulah selanjutnya, di baris yang pertama. Steve melakukan 10 push up untuk setiap orang sebelum mereka mendapatkan donut mereka. Di baris yang kedua, Dr. Christianson berhadapan dengan Scott. Scott seorang pemain basket, dan fisiknya sekuat Steve. Ia juga seorang yang sangat populer dan punya banyak teman wanita.
Saat profesor bertanya, "Scott, apakah kamu mau donut?" Jawaban Scott adalah, "Baiklah, bisakah saya melakukan push up saya sendiri?" Dr. Christianson berkata, "Tidak, Steve harus melakukannya." Lalu Scott berkata, "Kalau begitu, saya tidak mau donutnya." Dr. Christianson mengangkat bahunya dan berpaling kepada Steve dan meminta, "Steve, apakah kamu mau melakukan 10 push up agar Scott bisa mendapatkan donut yang tidak ia kehendaki?" Dengan ketaatan yang sempurna Steven mulai melakukan 10 push up. Scott berteriak, "Hei! Saya sudah berkata, saya tidak menginginkannya!" Dr. Christianson berkata, "Lihat di sini! Ini kelas saya dan semuanya ini donut saya. Biarkan saja di atas meja jika kamu tidak menginginkannya." Ia lalu menempatkan satu donut di atas meja Scott.
Di waktu ini, Steve sudah mulai melakukan push up dengan agak perlahan. Ia hanya duduk di lantai saja karena terlalu capek untuk kembali ke tempat duduknya. Ia mulai berkeringat. Dr. Christianson mulai di baris ketiga. Para siswa sudah mulai merasa marah. Dr. Christianson bertanya kepada Jenny, "Jenny, apakah kamu menginginkan donut ini?" Dengan tegas Jenny menjawab, "Tidak." Lalu Dr. Christianson bertanya pada Steve, "Steve, maukah kamu melakukan 10 push up lagi agar Jenny bisa mendapatkan donut yang tidak ia mau?"
Steve melakukan 10 push up dan Jenny mendapatkan satu donut. Ruang sudah mulai dipenuhi oleh rasa tidak nyaman. Para siswa sudah mulai berkata, "Tidak!" dan semua donut dibiarkan di atas meja tanpa ada yang memakannya. Steve sudah kelelahan dan harus berusaha keras untuk tetap terus melakukan push up untuk setiap donut itu. Lantai tempat ia melakukan push up sudah dibasahi keringatnya dan lengannya sudah mulai kemerahan. Dr. Christianson bertanya kepada Robert, seorang ateis yang paling lantang suaranya kalau berdebat di kelas, apakah ia mau membantu untuk memastikan bahwa Steve tidak curang dan tetap melakukan 10 push up untuk setiap donut karena dia sendiri sudah tidak sanggup melihat Steve melakukan push up-nya.
Dr. Christianson sudah sampai ke baris ke-empat sekarang. Dan beberapa siswa dari kelas yang lain yang sudah bergabung di kelas itu dan mereka duduk di tangga. Saat profesor menghitung kembali, ternyata ada 34 siswa sekarang di kelas. Ia mulai khawatir apakah Steve dapat melakukannya. Dr. Christianson melanjutkan dari satu siswa ke siswa yang selanjutnya sampai ke akhir baris itu. Dan Steve sudah mulai bergumul. Ia membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan push up-nya. Steve bertanya kepada Dr. Christianson, "Apakah hidung saya harus menyentuh lantai untuk setiap push up yang saya lakukan?" Dr. Christianson berpikir sejenak dan berkata, "Semuanya ini push up kamu. Kamu yang pegang kendali. Kamu bisa melakukan apa saja yang kamu mau." Dan Dr. Christianson melanjutkan ke siswa yang selanjutnya.
Beberapa saat kemudian, Jason, seorang siswa dari kelas lain dengan santai mau masuk ke kelas, dan sebelum ia melangkahi masuk, seluruh kelas berteriak serentak, "Jangan! Jangan masuk! Kamu berdiri di luar saja!" Jason kaget karena ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Steve mengangkat kepalanya dan berkata, "Tidak, biarkan dia masuk."
Profesor Christianson berkata, "Kamu sadar bahwa jika Jason masuk, kamu harus melakukan 10 push up untuk dia?"
Steve berkata, "Ya, biarkan dia masuk. Berikan donut kepadanya." Dr. Christianson berkata, "Ok, Steve. Jason, kamu mau donut?" Jason yang baru masuk ke kelas dan tidak tahu apa-apa menjawab, "Ya, tentu saja, berikan saya donut."
Steve melakukan 10 push up dengan sangat perlahan dan bersusah payah. Jason yang kebingungan diberikan satu donut. Dr. Christianson sudah selesai dengan baris ke-empat dan mulai ke tempat siswa-siswa dari kelas lain yang duduk di tangga.
Tangan Steve sudah mulai gemetaran dan ia harus bergumul untuk mengangkat dirinya melawan tarikan gravitasi. Di waktu ini, keringatnya bercucuran, dan tidak kedengaran apa-apa kecuali bunyi nafasnya yang kencang. Mata setiap orang di kelas itu mulai basah. Dua siswa terakhir adalah dua siswa perempuan yang sangat populer, Linda dan Susan.
Dr. Christianson pergi ke Linda, "Linda, apakah kamu mau donut?" Linda dengan sedih berkata, "Tidak, terima kasih." Profesor Christianson dengan perlahan bertanya, "Steve, maukah kamu melakukan 10 push up supaya Linda bisa mendapatkan donut yang tidak ia mau?" Dengan pergumulan yang berat, Steve dengan perlahan melakukan push-up untuk Linda. Lalu Dr Christianson berpaling kepada siswa yang terakhir, Susan. "Susan, kamu mau donut ini?" Susan dengan air mata yang berlinangan di pipinya mulai menangis. "Dr. Christianson, mengapa saya tidak boleh membantunya?"
Dr. Christianson, dengan mata yang berkaca-kaca berkata, "Tidak, Steve harus melakukannya sendiri, saya telah memberinya tugas itu dan ia bertanggungjawab untuk memastikan setiap orang mempunyai kesempatan untuk mendapat donut itu, tidak kira apakah mereka menginginkannya atau tidak. Hanya Steve seorang saja yang mempunyai nilai yang sempurna. Setiap orang telah gagal dalam ujian mereka, mereka entah bolos kelas atau memberikan saya tugas yang di bawah standar. Steve memberitahu saya di latihan football, saat seorang pemain buat salah, ia harus buat push up. Saya memberitahu Steve bahwa tidak seorang pun dari kalian yang boleh datang ke pesta saya kecuali jika Steve mau membayar harga dengan melakukan push up bagi kalian. Steve dan saya telah membuat perjanjian demi kalian semua."
"Steve, maukah kamu membuat 10 push up supaya Susan bisa mendapatkan donut?" Steve dengan sangat perlahan melakukan 10 push up yang terakhirnya. Ia tahu ia sudah menyelesaikan semua yang harus dia lakukan. Secara total, Steve telah melakukan 350 push up, tangannya tidak tahan lagi dan ia jatuh tersungkur ke lantai. Dr. Christianson lalu berpaling ke kelas dan berkata, "Dan, demikianlah, Juruselamat kita, Yesus Kristus, di atas kayu salib, ia telah melakukan semua yang dibutuhkan olehnya. Ia menyerahkan semuanya. Dan seperti mereka yang ada di ruangan ini, banyak di antara kita yang membiarkan hadiah itu begitu saja di atas meja, sama sekali tidak kita jamah."
Dua siswa mengangkat Steve dari lantai untuk duduk di kursi, walaupun sangat lelah secara fisik, Steve tersenyum bahagia. "Engkau sudah berbuat dengan baik, hambaku yang baik dan setia," kata profesor dan ia menambahkan, "Tidak semua khotbah disampaikan dengan kata-kata." Berpaling kepada kelas, profesor berkata, "Harapan saya adalah kalian dapat memahami dan sepenuhnya mengerti akan semua kekayaan kasih karunia dan rahmat yang telah diberikan kepada kalian lewat pengorbanan Yesus Kristus. Allah tidak menyayangkan putra satu-satunya, tetapi menyerahkan dia untuk kita semua. Apakah kita memilih untuk menerima menolak karunia-Nya, harganya sudah lunas dibayar."
"Apakah kita akan menjadi orang yang bodoh dan yang tidak bersyukur dengan meninggalkan hadiah itu di atas meja?"
Penulis: Tidak diketahui.
01 Desember 2009
Artikel - Kemaren adalah Sejarah, Besok adalah Misteri, Hari ini adalah Hadiah
Posted by Michael Pratama on November 20 at 8:07pm
facebook Group: KOREM GKPI Citeureup
Seandainya nii, pas kamu buka laci meja belajar kamu,, eh tiba-tiba berubah jadi mesin waktu, kayak punyanya doraemon... wah gimana tuh yah... Mendingan pergi ke masa lalu atau masa depan nih ???
Pergi ke masa lalu, pastinya mengingat kenangan-kenangan kita, trus pergi ke zaman dinosaurus, skalian foto-foto bareng dinosaurus biar jadi foto profile di facebook, atau kita ke zaman papa dan mama kita waktu masih muda, ngeliat gimana sih mereka pacarannya, hehehhe.. atau kita pergi ke zaman koboi, kita latihan naik kuda dan belajar menembak.
Nah klo pergi ke masa depan, enaknya ke mana yah, mungkin tujuan pertama adalah ke rumah kita di masa depan, jadi seperti apa diri kita di masa depan, dan pastinya liat siapa calon pasangan kita..ehm..ehm... Trus baru deh keliling dunia dan muter-muter melihat peradaban yang berkembang, teknologi yang semakin maju.
Wah, klo namanya berimajinasi, pasti nggak akan ada habisnya. Tapi kayaknya sangat nggak mungkin deh ada yang namanya mesin waktu, walalupun teknologi sudah secanggih apapun, nggak akan tercipta yang namanya mesin waktu kayak di film doraemon. Waktu itu mutlak milik Tuhan, dan tidak dapat dimajukan atau dimundurkan seenak kita aja.
Ngomongin tentang waktu, masih inget nggak di kejadian 1, mengenai penciptaan. Menurut kalian apa yang Tuhan ciptakan pertama? Di kejadian 1:1 sih bilang langit dan bumi. Tapi coba perhatikan dengan seksama kata-kata dalam ayat itu :
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Kejadian 1:1
Liat kata pertama, PADA MULANYA, klo aku berfikir bahwa hal pertama yang Tuhan ciptakan bukannya langit dan bumi, tetapi waktu. At the beginning, menandakan bahwa adanya waktu, adanya permulaan, dan awal dari segala sesuatu, termasuk waktu itu sendiri.
Kalaupun waktu ada ukurannya, baik itu detik, menit, jam, hari, minggu, tahun bahkan abad, tapi ternyata waktu itu tak terbatas, continue dan tidak dapat diulang. Banyak orang yang telah menyia-nyiakan waktu dihidupnya berakhir dengan keputusasaan, sedangkan orang yang memaksimalkan waktu yang ada akan selalu memiliki awal untuk segala sesuatunya. Aku melihat bahwa ada 2 tipe manusia, orang yang hidup untuk masa lalu, dan orang yang hidup untuk masa depan. Dan itu bisa terlihat dari pertanyaan di awal tadi, seandainya punya mesin waktu, manakah yang akan kamu kunjungi pertama masa lalu atau masa depan??
Aku pernah baca buku yang menyatakan bahwa tidak ada yang namanya hari ini. Karena sebenarnya hari ini (hari yang sedang kita jalani) adalah masa depan dari masa lalu kita dan masa lalu dari masa depan. So dengan kata lain, hanya ada masa lalu dan masa depan. Jadi keputusan kita hari ini, akan menentukan masa depan kita dan mengubah masa lalu kita... wahh.. pusing yah ngomongin tentang waktu, hehehhe.
Sebenarnya satu hal aja yang mau aku bagikan, bahwa waktu begitu berharga, sehingga banyak orang berusaha memahaminya, mendefinisikannya, mencari tau dengan hal-hal yang begitu rumit, sementara sangat sedikit yang bisa menikmati, mensyukuri, menjalani dan merasakan waktu itu dengan hal-hal yang sederhana. Waktu adalah anugrah, jadi kita nikmatilah semaksimal mungkin dengan hal yang paling sesimple mungkin.
Hargailah waktu itu, lakukanlah hal-hal yang berguna, jangan ada penyesalan. Klo memang sebagian besar waktu kamu gunakan untuk belajar, pergunakanlah semaksimal mungkin untuk belajar, klo memang sebagian besar waktu kamu gunakan untuk bekerja, nikmatilah pekerjaan itu dan syukurilah, klo memang sebagian waktu kamu gunakan hanya untuk tidur saja, bangunlah lebih awal, rubah pola hidup seperti itu, karena ada begitu banyak hal berguna lainnya yang bisa dilakukan selain tidur, klo memang kamu berkomitmen untuk mengabdikan seluruh hidup dan waktumu untuk Tuhan, jangan sia-siakan itu dan tepati hal itu. Dan ingat bahwa Tuhan menanti-nantikan kamu untuk datang ke hadiratNya dalam doa, sisihkan bukan sisakan waktumu untuk Tuhan, saat teduh, doa-doa pribadi, Puji sembah Dia, dan pelajari dan ingat FirmanNya. Jangan sampai kesibukan kita menjalani waktu kita menjadikan kita lupa siapa yang meberikan semuanya itu. Kita boleh aja study oriented, workaholic, gameholic, workhard playhard, pokoknya sibuk dengan urusan dan kegiatan masing-masing, tapi jangan sampai kita melupakan Siapa yang memberikan semuanya itu. Ingat lho, Tuhan menantikan kita setiap saat.. anytime, anywhere.
Jalani hari demi hari dengan bijaksana yah, karena waktu begitu berharga untuk dilewatkan dan disia-siakan.
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Mazmur 90:12
Yesterday is history, Tomorrow is a mystery, today is a gift.
Artikel - Pokoknya Enggak Adil...
Posted by Michael Pratama November 12 at 5:52pm
facebook Group: KOREM GKPI Citeureup
Ada satu serial kartun Jepang yang cukup aneh.. Jadi ceritanya tuh ada sebuah website yang kalo di akses tepat di tengah malam kita bisa balas dendam sama orang yang paling kita benciiii banget. Caranya tinggal masukin aja nama orangnya, nanti keluar deh setan yang bakal balesin dendamnya. Tapiiiii ada tapinya looh setiap orang yang minta dibalesin dendamnya berarti udah punya perjanjian sama setan, nah kalo mati udah pasti masuk neraka.
Hmm.. Kira-kira kalo website yang kayak gitu bener-bener ada di dunia nyata, banyak gak yah yang bakal bela2in nungguin jam 12 tepat cuma buat masukin nama orang yang paling dibenci?
Kayaknya sih banyak yaa.. Soalnya kalo namanya udah dendaaaam banget, kadang2 manusia enggak peduli tuh mau nantinya masuk neraka juga gak apa-apa. Yang penting dendam terbalaskan, yang penting orang yang udah nyakitin hati kita merasakan sakit yang sama, yang penting orang yang jahat itu bisa dihukum secepatnya..
Kenapa yah kadang kita sulit banget yang namanya melepaskan pengampunan terhadap orang-orang yang menyakiti hati kita?
Mungkin.. Karena kita ngerasa itu gak adil!! Enak aja orang udah nyakitin kita, udah bikin hidup kita menderita.. Eeeh.. Masa kita mau maafin semua kesalahannya dengan gampang? Pokoknya itu enggak adil!
Yup bener banget tuh.. Emang enggak adil! Malah ada yang lebih enggak adil lagi loh.. Yaitu waktu manusia yang jatuh ke dalam dosa.. Eh, Yesus yang harus menebusnya di kayu salib, trus dengan enaknya semua manusia yang berdosa cukup bertobat 'n percaya sama Tuhan Yesus bisa masuk surga..
:)
Guys, sejak dahulu mengampuni bukanlah bentuk dari keadilan tapi bentuk dari Kasih.. Saat kita merasa tidak mampu untuk mengampuni, minta Tuhan mengajari kita Kasih yang Ia miliki.. Tuhan Yesus pasti akan sanggupkan kita untuk mengampuni :)
Matius 6:14-15 "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Kisah - Jawaban Doa
Pada suatu hari seorang wanita sedang membimbing keponakannya belajar.Tapi tidak seperti biasanya, kali ini keponakannya tidak bisa berkonsentrasi. Ternyata salah satu kelerengnya hilang. Tiba - tiba anak itu berkata, "Bi, bolehkah aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku ?"
Ketika bibinya mengizinkan, anak itu lalu berlutut di dekat kursinya, menutup matanya dan berdoa dengan sungguh - sungguh. Selesai berdoa dia bangkit berdiri dan melanjutkan pelajarannya.
Keesokan harinya, bibinya yang takut doa keponakannya tidak terjawab, dan dengan demikian akan melemahkan imannya, dengan khawatir bertanya, "Sayang, apakah engkau sudah menemukan kelerengmu ?"
"Tidak, Bi" Jawab anak itu, "tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi."
Alangkah indahnya iman anak itu. Allah memang tidak selalu menjawab doa kita menurut kehendak kita, tetapi jika kita tulus berdoa, Dia akan mengambil keinginan kita yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Maju terus dalam Tuhan, Tuhan Yesus memberkati saudara dan seisi rumah, Amin.
Teriring salam dan doa.
Sumber: www.cerita-kristen.com
Kisah - Rahasia Marty
Saya tumbuh dalam keyakinan bahwa Natal adalah saat ketika hal-hal yang aneh dan menyenangkan terjadi. Orang-orang bijak datang sambil membawa persembahan yang banyak, binatang-binatang dalam kandang berbincang-bincang pada tengah malam, dan bintang Tuhan yang megah memancar kepada kita bagaikan seorang bayi. Bagi saya, Natal merupakan momen yang penuh pesona. Hal itu pulalah yang saya rasakan ketika anak saya, Marty, berusia 8 tahun.
Pada saat itu, saya dan anak-anak pindah ke sebuah trailer (rumah mobil) pada sebuah hutan di luar Redmond, Washington. Liburan semakin dekat dan semangat kami begitu menggebu-gebu. Tidak ada sesuatu yang dapat mengganggu suasana hati kami, sekalipun hujan pada musim dingin menyiram rumah kami dan membuat lantai menjadi berlumpur.
Selama bulan Desember tersebut, Marty adalah anak yang paling bersemangat dan sibuk dalam keluarga kami. Ia adalah anak bungsu, seorang anak laki-laki yang periang, berambut pirang, dan senang bermain. Ia memiliki kebiasaan memandang orang yang sedang berbicara kepadanya sambil memiringkan kepalanya sedikit. Alasannya adalah telinga kiri Marty tuli.
Tetapi, ia tidak pernah bersungut-sungut karena kekurangannya tersebut. Selama beberapa minggu, saya memerhatikan Marty. Saya tahu bahwa ada sesuatu yang ia sembunyikan. Saya tahu betapa giatnya ia merapikan tempat tidur, membuang sampah, dengan teliti menyiapkan meja makan, serta membantu Rick dan Pam menyiapkan makan malam sebelum saya pulang dari kerja. Saya melihat bagaimana ia secara diam-diam menyisihkan uang sakunya dan menyimpannya, tidak menggunakan 1 sen pun. Saya tidak tahu apa sebenarnya yang sedang ia rencanakan, tetapi saya rasa hal itu ada hubungannya dengan Kenny.
Kenny adalah teman Marty. Sejak mereka berkenalan pada musim semi, mereka tak terpisahkan. Jika Anda menemukan Kenny, Anda akan menemukan Marty, dan begitu pula sebaliknya. Dunia mereka berada di padang rumput yang dibelah oleh sungai kecil. Di tempat itu, mereka dapat menangkap kodok dan ular, mencari mata anak panah atau harta terpendam, atau menghabiskan sepanjang siang untuk memberikan kacang kepada bajing. Keluarga kami berada dalam masa-masa sulit, sehingga kami harus berhemat. Syukurlah, saya masih memiliki pekerjaan sebagai pembungkus daging dan juga keuletan, sehingga segala kebutuhan kami masih tercukupi. Tetapi, tidak demikian halnya dengan keluarga Kenny. Mereka sangat miskin. Ibunya berjuang untuk menghidupi kedua anaknya. Mereka adalah keluarga yang baik dan utuh, tetapi ibu Kenny adalah seorang yang angkuh dan memiliki peraturan-peraturan tegas yang tidak bisa diganggu gugat. Yang kami lakukan setiap tahun adalah mempersiapkan Natal sehingga menjadi pesta yang menyenangkan dengan membuat kado-kado Natal dan menghias seisi rumah kami. Adakalanya, Marty dan Kenny harus duduk berjam-jam untuk membantu membuat contong permen atau hiasan untuk pohon Natal. Tetapi, dengan satu bisikan dari Marty atau Kenny, mereka berdua bisa tiba-tiba menghilang, merunduk perlahan di bawah pagar listrik menuju padang rumput yang memisahkan rumah kami dengan rumah Kenny.
Pada suatu malam, beberapa hari sebelum Natal, ketika tangan saya penuh dengan adonan "peppernodder", membentuk kue-kue Danish yang ditaburi kayu manis dalam jumlah banyak, Marty datang kepada saya dan berbicara dengan nada bangga, "Ibu, aku telah membelikan hadiah untuk Kenny. Ibu mau lihat?" Jadi ternyata hal ini yang selama ini ia persiapkan. "Kompas ini adalah benda yang sudah lama ia dambakan,
Bu." Setelah secara perlahan mengelap tangannya, Marty mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya dan membuka tutup kotak tersebut. Saya terpana pada kompas saku yang telah dibeli anak saya menggunakan semua tabungan dari uang sakunya. "Ini adalah hadiah yang sangat indah, Marty," ucap saya. Tapi saat saya berbicara, sebuah pikiran datang mengganggu. Saya tahu bagaimana perasaan ibu Kenny tentang kekurangan mereka. Mereka tidak mampu bertukar hadiah antaranggota keluarga, apalagi memberikan hadiah kepada orang lain. Saya yakin ibu Kenny tidak akan membiarkan anaknya menerima sesuatu yang tidak dapat ia balas. Secara perlahan saya mengutarakan masalah tersebut kepada Marty. Ia mengerti maksud saya. "Aku tahu, Bu, aku tahu ... tapi, bagaimana jika ini menjadi sebuah rahasia? Bagaimana jika mereka tidak pernah tahu siapa yang memberikan hadiah ini?" Saya tidak tahu harus menjawab apa.
Sehari sebelum Natal turun hujan, cuaca menjadi dingin dan mendung. Saya dan ketiga anak saya saling mengawasi; sibuk memberi sentuhan akhir sembari menyembunyikan kado-kado rahasia dan bersiap-siap jika ada keluarga atau teman yang datang berkunjung. Malam pun tiba. Hujan masih tetap turun. Saya memandang keluar dengan perasaan sedih. Hujan benar-benar mengguyur malam Natal. Bagaimana para orang bijak bisa datang pada malam seperti ini? Saya meragukannya. Sepertinya saya beranggapan bahwa hal-hal yang aneh dan menyenangkan hanya terjadi pada malam yang cerah dan terang, ketika kita dapat memandang bintang-bintang yang bertaburan di angkasa. Saya pun menyingkir dari jendela.
Dan, saat memeriksa daging dan roti yang sedang dihangatkan di oven, saya melihat Marty keluar. Ia mengenakan jas hujan yang menutupi piyamanya, dan ia membawa sebuah kotak yang telah dibungkus dengan indah. Ia berjalan melalui rumput yang basah, merunduk di bawah pagar listrik, dan berjalan terus menuju rumah Kenny. Ia berjalan berjinjit karena sepatunya basah. Ia meletakkan hadiah yang telah ia siapkan di depan pintu rumah Kenny, kemudian ia mengambil napas yang dalam dan memencet bel dengan keras.
Dengan cepat, Marty berbalik dan berlari agar tidak ketahuan. Lalu, tiba-tiba, ia menabrak pagar listrik. Kejutan listrik membuatnya terhuyung-huyung. Ia terjerembab di tanah yang basah. Tubuhnya bergetar dan ia pun terengah-engah mengambil napas. Kemudian, perlahan-lahan, ia berusaha berjalan kembali ke rumah. "Marty!", saya menangis saat melihatnya masuk. "Apa yang terjadi?" Bibir bawahnya bergetar, matanya basah. "Aku lupa kalau ada pagar. Aku menabraknya!" Saya memeluk tubuhnya yang penuh lumpur. Ia masih linglung dan ada tanda luka berwarna merah yang mulai melepuh di wajahnya, dari mulut sampai telinga. Saya langsung merawat wajah Marty dan memberikan segelas cokelat hangat untuk menenangkannya. Semangat Marty langsung kembali. Saya pun menemaninya tidur. Tepat sebelum tertidur, ia memandang saya sambil berkata, "Ibu, Kenny tidak melihatku. Aku yakin ia tidak melihatku."
Pada malam Natal itu, saya tidur dengan perasaan tidak senang dan bingung. Mengapa hal yang menyedihkan seperti ini justru terjadi pada seorang anak yang sedang melakukan apa yang Tuhan ingin kita semua lakukan, memberi kepada orang lain, dan merahasiakan perbuatan tersebut. Saya tidak dapat tidur pulas malam itu. Dari dalam lubuk hati yang terdalam, saya merasa kecewa karena di malam Natal tidak terjadi sesuatu yang indah dan misterius, ini hanyalah salah satu malam biasa yang penuh dengan masalah. Tetapi ternyata saya salah. Pada pagi hari ketika hujan berhenti dan matahari bersinar dengan cerahnya. Memar di wajah Marty masih berwarna merah, tetapi saya dapat melihat bahwa lukanya tidak serius. Kami pun membuka kado-kado dan bersukaria, sampai tiba-tiba Kenny mengetuk pintu, dengan mata berbinar-binar ia memperlihatkan kompas barunya kepada Marty dan menceritakan kejutan misterius yang ia alami tadi malam. Kenny sama sekali tidak curiga kepada Marty, dan saat keduanya
berbincang-bincang, Marty terus tersenyum.
Kemudian saya memerhatikan bahwa saat keduanya saling membandingkan pengalaman Natal yang mereka alami, menganggukkan kepala, dan saling berbincang-bincang, Marty tidak memiringkan kepalanya saat Kenny berbicara. Seakan-akan Marty mampu mendengar menggunakan telinga tulinya. Beberapa minggu kemudian, saya menerima laporan dari dokter sekolah, memastikan sesuatu yang Marty dan saya sudah tahu: Pendengaran Marty telah pulih dan bisa mendengar dari kedua telinganya! Bagaimana Marty memperoleh pendengarannya kembali, masih merupakan misteri. Para dokter curiga bahwa ini ada hubungannya dengan kejutan listrik dari pagar yang ia tabrak. Mungkin benar demikian. Apa pun alasannya, saya bersyukur kepada Tuhan atas timbal balik yang terjadi pada malam Natal tersebut. Jadi, Anda dapat melihat bahwa hal-hal yang aneh dan indah masih terjadi pada malam kelahiran Tuhan. Dan, setiap orang masih dapat mengikuti sebuah bintang besar, sekalipun pada malam yang gelap.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Guideposts bagi Jiwa: Kisah-Kisah Iman Natal
Judul asli buku: Guideposts for The Spirit: Christmas Stories of Faith
Penulis: Diane Rayner
Penerjemah: Mary N. Rondonuwu
Penerbit: Gospel Press, Batam 2006
Halaman: 4 -- 12
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/