03 Mei 2009

MALAM KUDUS - Lagu Surgawi

Tidak bisa dipungkiri bahwa lagu yang paling nge-top di dunia pada saat menjelang Natal adalah lagu "Malam Kudus". Banyak pembunuh yang paling sadis sekalipun juga turut menangis ketika mereka mendengar lagu ini.

Kami orang Indonesia di perantauan, terutama para penganut agama Nasrani, turut merasa menjadi sedih, apabila mendengar lagu ini. Sebab kami terkenang kembali akan masa lampau kami, masa ketika kami masih kanak-kanak, masa ketika kami masih sekolah. Teringat kepada orang tua dan anggota keluarga lainnya yang jauh di tanah air. Hari-hari Natal bagi kami adalah saat-saat di mana rasa rindu ingin pulang ke tanah air menjadi semakin besar dan semakin bertambah.


Kita akan merasa ada sesuatu yang kurang, apabila pada saat perayaan Natal tidak menyanyikan lagu "Malam Kudus". Malam Kudus memang layak disebut sebagai lagu Natal sepanjang masa! Bahkan ada yang menilai, bahwa lagu ini adalah "Lagu Surgawi".

Lagu yang indah ini telah diterjemahkan dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Jerman ke ratusan bahasa lainnya. Banyak orang menduga bahwa lagu ini pasti disusun dan dikomponis oleh seorang ahli musik kondang, seperti Mozart atau Beethoven. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, bahkan lagu ini pun dibuat sebenarnya dengan tanpa diduga dan direncanakannya terlebih dahulu. Lagu yang dibuat oleh orang biasa, tetapi telah menjadi lagu yang luar biasa.

Joseph Mohr (1792-1848) adalah asisten pastor dari gereja kecil yang bernama St. Nicholas di daerah pegunungan Tirol (Jerman Selatan). Karena ia tinggal di desa maka yang menjadi pemain organnya juga seorang guru sekolah yang bernama Franz Gruber (1787-1863).

Beberapa hari sebelum Natal ternyata organ gereja rusak, mereka menjadi bingung, bagaimana mereka bisa merayakan Natal tanpa organ. Karena mereka tidak ingin mengecewakan para pengunjung gereja sedangkan hari Natal yang sudah ada di ambang pintu, maka Herr Mohr mencoba mulai menyusun lagu baru dengan kata-kata yang sederhana. Di mana lagu tersebut nanti bisa dinyanyikan dengan tanpa harus diiringi dengan organ.

Setelah liriknya selesai disusun, ia memperlihatkan lirik dari lagu tersebut kepada kawan baiknya Herr Gruber: "Puji Tuhan, Friend Mohr, kami telah menemukan satu lagu yang indah sekali!" Setelah itu langsung Herr Gruber membuat komposisi untuk lirik lagu yang telah dibuat oleh kawan baiknya Herr Mohr. Akhirnya jadilah lagu "Malam kudus" yang kita kenal sekarang ini. Satu lagu yang sangat sederhana tetapi indah baik dari liriknya maupun melodinya. Dan tepat pada hari Natal, Herr Mohr dan Herr Gruber menyanyikan lagu tersebut didampingi oleh petikan gitar dari Herr Gruber.

Ketika tukang organ datang untuk memperbaiki organ di gereja tersebut, ia sangat terpesona sekali oleh lagu yang dibuat dan disusun oleh Herr Gruber & Herr Mohr. Akhirnya, ia berhasrat untuk menyebarluaskan lagu tersebut ke seluruh Jerman. Dan pada tahun 1843, lagu tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh John F. Young (1820-1885).

Aneh tapi nyata, andaikan pada saat tersebut organ di gereja Herr Mohr tidak rusak, mungkin lagu ini tidak akan tercipta menjadi satu lagu yang luar biasa indahnya dan terciptanya secara kebetulan, yaitu karena organ gereja rusak.


Lagu Dunia dan Surgawi

Bagaimana dengan sisa hidup kedua orang yang mula-mula menciptakan lagu "Malam Kudus"?

Josef Mohr meninggal pada usia 56 tahun, sedangkan Franz Gruber meninggal pada usia 76 tahun. Walaupun demikan, sejauh pengetahuan banyak orang, mereka tidak pernah menulis ataupun menciptakan apa-apa lagi yang luar biasa. Nama-nama mereka pasti sudah dilupakan oleh dunia sekarang. Kecuali satu kejadian, yaitu pada masa muda, mereka pernah bekerja sama untuk menghasilkan sebuah lagu pilihan.

Gereja kecil tempat di mana lagu ini diciptakan dilanda banjir pada tahun 1899, sehingga hancur luluh. Namum sebuah gedung gereja yang baru sudah dibangun di sana. Di sebelah dalamnya ada pahatan dari marmer dan perunggu sebagai peringatan lagu "Malam Kudus".

Pahatan itu menggambarkan Pendeta Mohr, seakan-akan ia sedang bersandar di jendela, melihat keluar dari rumah Tuhan di surga. Tangannya ditaruh di telinga. Ia tersenyum sambil mendengar suara anak-anak di bumi yang sedang menyanyikan lagu Natal karangannya. Di belakangnya berdiri Franz Gruber, yang juga tersenyum sambil memetik gitarnya.

Sungguh tepat sekali kiasan dalam pahatan itu. Seolah-olah seisi dunia, juga seisi surga, turut menyanyikan "Lagu Natal di sebuah desa kecil di pegunungan".

Malam kudus, sunyi senyap,
Siapa yang belum lelap?
Ayah bunda yang tinggallah t'rus,
Jaga Anak yang maha kudus;
Anak dalam malaf, Anak di dalam malaf

(Lukas 2:11) Hari ini di kota Daud telah lahir Raja Penyelamatmu, yaitu Kristus, Tuhan.

Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.org


Baca_selengkapnya......