11 November 2009

Kesaksian - Seorang Wanita Kristen Yang Memberikan Sebagian Livernya Untuk Sudara Seimannya

Jeanette Barber, yang telah dengan setia membantu nenek kami yang
sakit, memberitahuku tentang teman anak perempuannya di gereja,
Teresa Israel, yang memberikan sebagian livernya untuk didonorkan
kepada seorang teman. Aku bilang, "Jeanette, cerita soal itu, dong!"
Yang mengejutkan, beberapa hari kemudian Jeanette mengisahkan
peristiwa 4 Agustus 2002 itu kepada jurnalis harian Asheville
Citizen-Times, Susan Reinhardt.

***

Tracy Wilde, yang berusia 20-an tahun, hilang pengharapan. Ibu dua
anak perempuan dari Weaverville ini sekarat karena penyakit liver,
setelah satu dekade mengalami masalah-masalah kesehatan. Selama
hidupnya, dia tidak menginginkan apa-apa kecuali menjadi seorang ibu
yang baik. Setelah 2,5 tahun, dia mendapati bahwa dirinya
membutuhkan liver yang baru. Sejak saat itu, kesehatannya terus
menurun, dan sekarang dia terlalu lemah untuk menggendong
anak-anaknya, memasak untuk mereka, atau berlari bersama mereka di
halaman. Wendy dan Tracy bertemu di gereja pada tahun 1991. Mereka
berteman, tidak lebih dari itu, namun Wendy tidak dapat berhenti
memikirkan anak-anak perempuan yang akan kehilangan ibu mereka.
Teresa Israel juga adalah jemaat gereja itu.

Wendy mendapatkan ide (lebih tepatnya, Tuhan menempatkan keinginan
itu dalam hatinya). Keinginan itu muncul pada suatu hari di musim
panas tahun 2000. Suaminya ingat betul hari saat Wendy menyampaikan
berita yang mengguncangkannya itu: keinginannya untuk membantu
menyelamatkan Tracy. Saat itu dia baru pulang dari bekerja sebagai
staf pembenahan di penjara Craggy, dan mendapati istrinya berdiri di
pintu belakang.

Wendy diam dan menerawang sejenak, menyiapkan diri untuk apa yang
akan dia katakan. Doanya telah terjawab. Bapa Surgawinya telah
memberkatinya dengan keinginan luar biasa yang Wendy rasakan.
"Tuhan," katanya, "ingin aku melakukannya."

Setelah mendapatkan berkat ilahi ini, dia masih membutuhkan satu hal
lagi. Restu dari suaminya. Tidaklah mudah bagi seorang pria untuk
mengatakan, "Ya, Sayang, itu sungguh suatu tindakan yang mulia."
Tidak semudah itu. Keluarga Ballards telah banyak kehilangan di
beberapa tahun terakhir ini, termasuk keguguran tiga bayi dan ibu
Wendy yang meninggal karena kanker.

Akhirnya, kehidupan mereka mulai membaik dan mereka memiliki dua
anak yang cantik, pekerjaan yang baik, dan kesehatan yang baik.
Mereka memiliki rumah yang nyaman di daerah Asheville yang aman, di
mana anak-anak mereka bisa bermain di bak pasir atau ayunan di
halaman belakang.

Tim berdiri di ambang pintu. Istrinya memandang wajahnya dalam-dalam
dengan matanya yang hijau, mata yang sama yang selalu membuatnya
berhenti bernapas, sejak menit pertama dia melihatnya di musim panas
di Pantai Myrtle, S.C., sesaat setelah kelulusan SMA. Sang istri
meletakkan tangannya di perutnya sendiri, di tempat livernya berada.

"Bagaimana menurutmu?" tanyanya.

"Ini bukan keputusanku," kata Ballards, yang menyanyi dalam kwartet
Christian Gospel pada malam hari dan berurusan dengan para pengedar
obat terlarang, pembunuh, pemerkosa, dan pencuri pada siang hari di
penjara. Ada kelembutan dalam dirinya, sifat lembut yang tidak
terduga dari posturnya yang gagah dan kekar. "Kamu harus
mendoakannya. Bila kamu mendoakannya dan merasakan damai sejahtera,
maka aku akan mendukungmu 100%."

Wendy tersenyum dan berekspresi seperti seorang anak yang
menghampiri ibunya, seorang anak yang ingin mainan baru atau minta
izin untuk tidur lebih lama.

"Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu," kata Wendy dengan suara
berbisik. Meskipun mereka telah menikah selama bertahun-tahun dan
dan menjadi sangat akrab, cinta mereka sangat kuat, rasa menghormati
sangat dalam. Mereka menghidupi janji-janji nikah mereka sesuai
dengan apa yang Alkitab katakan, dan mengambil petunjuk-petunjuk
untuk memertahankan janji-janji tersebut dari setiap halaman
Alkitab. Tanpa suami yang mendukung di belakangnya, dia akan mundur,
ia sadar permintaannya tersebut terlalu berat bagi ayah
anak-anaknya. Bagaimana mereka bisa mengatur semuanya tanpa sang
ibu, haruskah terjadi sesuatu?

Tim tahu benar siapa istrinya. Dia mengetahuinya saat dia bertemu
dengannya pada tahun 1986, gadis pirang mungil dari Chapin, S.C.,
ini adalah wanita yang akan memberikan pakaiannya kepada orang lain.
Atau, seperti yang dia hadapi saat ini, sebagian livernya.

Wendy berdiri di sana, sinar bulan menyinari rambutnya sehingga
seolah-olah ia memakai mahkota. Dia meletakkan tangannya di
perutnya, memandang wajah suaminya dan mengangkat alisnya. Bila
Tuhan mengatakan ya, dan Wendy harus melakukannya, maka suaminya
akan mendukung keputusan yang sangat bermanfaat itu.

Wendy tahu risikonya tidaklah besar. Liver dari seorang yang sudah
meninggal akan memberikan peluang 50-50 bagi seorang wanita yang
sakit. Transplantasi dari donor yang masih hidup dapat menurunkan
risikonya menjadi 25%.

Menurut Wendy, 25% cukup baginya untuk membuatnya mau berada di
bawah terangnya cahaya lampu ruang operasi dan melakukan pembedahan
dari tulang dada ke perut, dan sepanjang sisinya, membuat pembedahan
pada perut seperti simbol Mercedes yang besar. Dia akan melakukan
ini untuk seorang wanita yang bukan saudara kandungnya, bukan ibunya
atau anaknya, atau bahkan sepupunya. Hanya teman. Tapi itu sudah
cukup.

"Dia (wanita sakit itu) dan dua anaknya yang sangat berharga," pikir
Wendy. "Tuhan, mereka harus mengenal ibu mereka. Inilah yang harus
aku lakukan!"

Dengan penuh semangat dan dengan tujuan yang pasti, Wendy tidak
sabar lagi menunggu pagi hari untuk menceritakan hal ini kepada
Tracy.

"Ayo kita beritahu dia," katanya kepada Tim. Dan hari itu juga
mereka menuju ke Weaverville, berbelok ke Marshall, dan sampai di
Shepherd's Branch Road menuju ke bukit di mana terdapat dua rumah
yang jaraknya kira-kira sejauh jarak antartitik tumpu lapangan
kasti. Tracy Wilde dan suaminya tinggal di salah satu rumah itu. Ibu
dan ayahnya di rumah yang satunya.

Wendy melangkah ke beranda depan rumah Johnny dan Linda Brown. Dia
merasakan hatinya berdebar. "Inilah yang harus aku lakukan," dia
mengingatkan dirinya sendiri.

Tracy (kira-kira pada saat itu berusia 26 tahun), seorang wanita
yang lincah dan jujur yang mencintai hidup, namun tidak didukung
oleh kondisi tubuhnya, sedang duduk di ayunan. Dia tampak kurus dan
lemah seperti seorang wanita yang usianya tiga kali dari usianya
sekarang. Tubuhnya penuh dengan luka dan kerusakan organ dalam. Ini
berawal dari radang usus besar yang dideritanya 10 tahun yang lalu
(kira-kira tahun 1990), suatu penyakit yang dia rasa mengganggu
tetapi tidak berbahaya, yang kemudian menjadi semakin parah pada
tahun 1999 hingga menjadi penyakit liver yang mematikan. Dokter
mengatakan bahwa dia perlu transplantasi liver dan dokter di Mayo
mengatakan hal ini mungkin perlu waktu 10 -- 15 tahun untuk
mendapatkannya. Tracy menangis, namun kemudian merasakan suatu pesan
di hatinya, "Kamu akan mendapatkan donor liver sehingga kamu bisa
sehat. Dalam 2 -- 3 tahun, kamu akan mendapatkannya. Bukan 10 -- 15
tahun. Dan kamu akan sehat." Tuhanlah yang mengatakan itu kepadanya.

Sejak tahun 2000 hingga Maret 2002, Wendy tak henti-hentinya
menghubungi koordinator transplantasi di Klinik Mayo untuk
mendonorkan 62% dari livernya (yang akan menjadi pendonor hidup yang
ke-15 pada usia 33 di Mayo), tetapi Mayo menunggu donor dari orang
yang sudah meninggal. Pembedahan itu merupakan sesuatu yang sangat
besar, baik bagi pendonor maupun resipiennya. Sebelum operasi
dilakukan, berat badan Tracy menyusut kira-kira 80 pon dan terlalu
lemah untuk melanjutkan hidup. Tetapi pada 6 Maret 2002, Mayo
menelepon, dan pembedahan dilakukan satu bulan kemudian. Hanya 25%
peluang keberhasilannya. Tetapi tangan Tuhan turut campur; dan lima
bulan setelah operasi, keduanya sehat. Anak-anak Tracy mendapatkan
ibu mereka kembali dan dua wanita itu menjadi sahabat. Jeanette
mengatakan bahwa dia, dirinya sendiri, tahu setiap detailnya, dan
kesaksian mukjizat kesehatan ini penuh dengan detail inspiratif yang
bahkan tidak ditulis di koran.

***

Siapa pun yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat adalah
saudara seiman dan Alkitab jelas mengatakan suapaya kita saling
memerhatikan. Tetapi banyak dari "panggilan" Allah itu memerlukan
kekuatan yang dahsyat untuk bisa memenuhinya. Kebanyakan membutuhkan
lebih dari sekadar keinginan untuk tahu meskipun Tuhan sudah
melangkah dan menggunakan orang-orang yang ada dan keadaan untuk
menciptakan suatu mukjizat, seperti kisah Wendy dan Tracy. (t/Ratri)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: THE TRUTH...what is it?
Judul asli artikel: Wendy Ballard, Christian Lady Gives Part of
Her Liver to a Sister Christian
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://poptop.hypermart.net/testwb.html

Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar